Jumat, 25 Maret 2011

Perjuangan kita belum selesai

Kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan membuat kita gelisah dan tertantang untuk bertindak melakukan perbaikan dan pemulihan di berbagai bidang. Maka mengambil bagian dalam memperbaiki pendidikan adalah sebuah keistimewaan karena di dalam pendidikan ada pembentukan pribadi yang utuh dari seorang manusia yang kelak hadir menjadi garam dan terang di berbagai aspek kehidupan di bangsa kita.
Melihat keadaan tersebut, Komunitas Air mata Guru terpanggil dengan tekad untuk membangun pendidikan yang berkualitas dan berhati nurani. Sejak tahun 2007 hingga sekarang, KAMG telah mengukir sejarah dengan membongkar kebusukan pendidikan yang telah terjadi selama bertahun-tahun dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Ujian nasional yang digadang-gadang akan meningkatkan kualitas pendidikan, ternyata sarat dengan kecurangan dan kebohongan.
Prestasi (lulus UN diatas 98%) yang selama ini dibangga-banggakan Pemerintah, ternyata penuh dengan kebohongan. Mayoritas siswa bisa lulus karena pada saat ujian mendapat bantuan dengan berbagai macam modus dan strategi. Mulai dari memberi jawaban sebelum atau ketika Ujian, memperbaiki lembar jawaban siswa, dan berbagai macam modus lainnya. Yang lebih menyedihkan lagi adalah demi kelulusan yang mendekati 100% tersebut, soal ujian yang merupakan rahasia Negara pun dibocorkan. Salah satunya seperti yang ditemukan oleh KAMG baru-baru ini.
Sebelum UN SMA/sederajat berlangsung, KAMG berhasil membongkar terjadinya kebocoran soal UN. Dari data yang didapatkan bahwa kunci jawaban dari soal-soal tersebut telah diperjual-belikan dan disebar-luaskan kepada para siswa. Ironis sekali bukan, prestasi yang dibangga-banggakan tersebut, ternyata dihasilkan dari berbagai kecurangan.
Banyaknya kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional, telah menjadi perhatian nasional. Namun sayang, pemerintah sama sekali tidak peduli dengan keadaan itu dan tetap memaksakan dilaksanakannya UN. Pemerintah kita ternyata hanya berorientasi pada prestasi yang fiktif dan menutup mata dengan semua kecurangan demi kecurangan tersebut. Bahkan hingga sekarang, pemerintah seakan dingin menanggapi bukti terjadinya kebocoran soal yang terjadi di berbagai daerah tersebut. Menjawab semua kecurangan itu, M. Nuh (Mendiknas) malah mengatakan bahwa tahun depan UN akan tetap diadakan.
Itulah ironi di tengah pendidikan kita saat ini. Pertanyaannya adalah apakah kita akan membiarkan keadaan itu, membiarkan prestasi pendidikan kita ternyata digapai dengan sebuah kebohongan? Membiarkan karakter dan moral calon pendidik bangsa (anak didik) dan guru dirusak karena kebijakan Ujian Nasional?
Sebagai orang yang sudah dipanggil dan mencintai pendidikan kita, kita tentu saja tidak mau membiarkan hal itu terus terjadi. Kita harus mendesak pemerintah agar mengevaluasi jajarannya mengapa soal UN yang merupakan dokumen Negara begitu mudahnya dibocorkan dan diperjual belikan. Kita juga harus mendesak Pemerintah (Mendiknas) agar mengevaluasi dan meniadakan kebijakan Ujian Nasional sebagai single score. Sebab UN sebagai penentu kelulusan itulah yang membuat sekolah dan siswa terpaksa melakukan kecurangan. Sebab kalau tidak curang, lulus UN hanyalah mimpi.
Untuk mencapai mimpi besar bagi perbaikan pendidikan kita,  kita harus dan terus bersama-sama berjuang, bergerak bersama menyuarakan kebusukan ini kepada pemerintah dengan mendorong DPRD ikut menyampaikan aspirasi kita membangun pendidikan dan berharap kepolisian tetap pada komitmennya untuk mengusut tuntas kasus ini sampai ke akar-akarnya. Sebagai mahasiswa, mari merapatkan barisan untuk mengkritisi kebijakan UN dan bersuara “TOLAK UJIAN NASIONAL”

SELAMAT BERJUANG BAGI BANGSA KITA……..!!!!
SALAM KEBENARAN……………………………….!!!!

2 komentar:

Res mengatakan...

mantap lah...!!!

Unknown mengatakan...

mampir kesini ya, mohon kritiknya
http://empatpena.wordpress.com/

insigt menarik tentang UN dari sisi siswa